Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tahun ini merasakan ramadan yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Akhir tahun lalu suami mengajak kami sekeluarga pindah ke kampung halamannya di Banyuwangi setelah Sembilan tahun lamanya kami tinggal di Mojokerto. Tentu banyak penyesuaian diri yang harus kami lakukan, terutama saya. Tentu tidak mudah bagi saya dengan kondisi ini. Saya yang paling lama hanya seminggu berkunjung ke kampung halaman suami, kini harus menetap dan memulai hidup baru saya melihat status Whatsapp tetangga saya di Mojokerto. Warga perumahan sedang mengadakan acara buka bersama seperti tahun-tahun sebelumnya di depan rumah saya yang dulu. Tentu hati saya menjadi sedih lantaran rindu dengan rumah dan segala aktvitas ramadan dulu. Bukan berarti di kota baru ini tidak menyenangkan, tapi memang kenangan Sembilan tahun masih melekat saja. Belum lagi biasanya saat ramadan banyak kegiatan yang saya lakukan, mulai dari sibuk mengurus takjil di mushola, mengajar anak-anak sekitar perumahan mengaji, menjadi panitia buka bersama dan panitia zakat, juga sibuk berjualan kue lebaran. Hal - hal seperti itu belum bisa saya lakukan di kota ini, mengingat saya baru beradaptasi karena masih lima bulan pindah. Belum biasa dengan kondisi yang baru, belum banyak kenalan juga. Akan tetapi disisi lain di ramadan kali ini saya lebih produktif di hal lain. karena tidak berjualan kue, jadi bisa fokus beribadah. Bisa tadarus lebih lama, solat lebih lama, dan bisa full berbuka puasa di rumah bersama memang tujuan awal pulang kampung demi bisa dekat dengan orangtua dan merawat beliau, Insya Allah hidup di kota ini lebih berkah. Walaupun saya merasa kehilangan rutinitas yang lama, tapi disini juga Alhamdulillah lebih banyak dekat dengan Allah."Jika Allah mengambil darimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka kehilangannya, maka Allah akan memberimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka akan memilikinya." Kadang kita merasa sedih dan tidak suka dengan apa yang kita alami, tidak sesuai dengan rencana yang kita rancang. Tapi Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Saya memang kehilangan tetangga-tetangga yang baik, kehilangan rejeki jualan kue lebaran, tetapi Allah maha tahu yang terbaik untuk hambanya. Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Karena Allah telah berfirman"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." QS. Al-Baqarah 216.Allah membersamai kita dengan seseorang yang kita butuhkan untuk mendampingi dan menuntun kita untuk selalu dijalannya bukan dengan apa yang kita inginkan sesuai ego saja. Video Pilihan
Cumasaja jika mendapat sesuatu yang tidak disukai, terkadang kita tidak mengetahui bahwa disitu ada hikmah yang sempurna karena hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik dan apa yang tidak baik bagi hamba-hambaNya. Dan Allah Maha Mengetahui pula apa yang paling baik untuk diberikan kepada seorang hamba.
Web server is down Error code 521 2023-06-13 133004 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d6aafa19bc906da • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Allahsedang menempa diriku untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih siap dan lebih bijak dari sebelumnya.. Jika sekarang gagal, tidak apalah. Karena setelah ini ada SUKSES yang LUAR BIASA yang akan diperoleh, Insha Allah Allah Maha Tahu yang terbaik untuk setiap hamba-hambanya.. Man jadda Wajada, Siapa yang bersungguh-sungguh akan BERHASIL !!!
Tantangan Menulis Ke- 303 Jumat, 08 Januari 2021 TantanganGurusiana **** Satu yang tidak boleh kita lupa yaitu melibatkan Allah dalam setiap keputusan. Allah Maha Tahu, apa yang terbaik bagi hambanya. Jangan pernah ragu, kebahagiaan tanpa melibatkanNya seperti halnya fatamorgana. di luarnya saja bahagia padahal nya didalamnya ada kegersangan yang tidak bisa dipungkiri. Hati yang berserah diri, keikhlasan ketawakalan dalam menjalani setiap prosesnya akan bahagia lahir dan bathin. Beban yang berat bisa menjadi ringan, hati yang gundah menjadi bahagia karena Allah adalah tempat bersandar yang tidak akan pernah mengecewakan. Bagaimana tidak, setiap kesedihan dan kebahagiaan tidak ada yang sia sia, semuanya mengandung hikmah. Hikmah yang membuat diri lebih baik lagi ke depannya. DISCLAIMER Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini. Laporkan Penyalahgunaan