1 Jadilah diri sendiri. Cara memikat hati wanita yang paling utama, tapi kerap dilupakan ialah menjadi diri sendiri. Saking inginnya menarik hati perempuan yang disukai, para laki-laki terkadang 'berubah wujud' menjadi sosok lain yang dianggap lebih membuat pujaannya terpesona. Padahal faktanya, perempuan lebih suka dengan sosok yang apa
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Santri biasanya dapat dikatakan sebagai seseorang yang menimbah ilmu agama islam di sebuah pondok pesantren yang diasuh oleh seorang kyai. Tetapi sebenarnya menurut Bisri santri bukan hanya yang mondok saja, tapi siapapun yang berakhlaq seperti santri dialah santri. Santri juga merupakan garis terdepan dalam memerdekakan bangsa Indonesia. Di zaman dulu saat berperang santri menggunakan resolusi jihad fii sabilillah suatu rasa cinta tanah air bagi santri dengan berani mati dalam peperangan untuk membela negara dari serangan musuh atas perintah seruan Asy'ari sehingga akhirnya pihak musuh terkalahkan. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Oktober 1945, sehingga sampai saat ini tanggal 22 Oktober diperingati sebagi hari Santri Nasional HSN yang sudah ditetapkan oleh keputusan presiden Nomor 22 Tahun 2015. Hal ini dapat menunjukkan bahwa santri sangat berperan dalam mewujudkan bangsa dan negara yang harus bangga menjadi seorang santri, jika kita tidak bangga maka tidak akan ada yang menghormati santri. Menjadi seorang santri dominan harus meninggalkan rumah beserta orang tuanya dan harus tinggal di asrama atau pesantren demi menuntut ilmu. Mereka akan dididik menjadi orang yang disiplin, dapat mengatur waktu, ibadah dan juga diajarkan menjadi orang yang sederhana serta mandiri yang pastinya sesuai dengan ajaran-ajaran qur'an dan era millennial saat ini informasi bukan lagi berdasarkan kebenaran atau fakta, melainkan berdasarkan kepercayaan semata, inilah yang menjadi tantangan bagi seorang santri. Seorang santri yang proses belajarnya berdasarkan qur'an dan sunnah menjadi hal yang harus dibagikan kepada masyarakat. Dengan turunnya santri ke masyarakat diharapkan bisa meminimalisir informasi-informasi hoax. Maka dari itu sebagai seorang santri jangan sampai terbawa arus negatif globalisasi, melainkan harus bisa memanfaatkan teknologi melek teknologi dengan bijak. Misalnya menggunakan teknologi untuk mengakses pengetahuan atau menggunakannya untuk berdakwah menyiarkan islam secara online. Sebagai seorang santri juga bisa memiliki kompetensi di bidang kerja secara professional, apalagi seorang santri tentunya diajarkan tentang akhlakul karimah sehingga akan lebih menghormati para pekerja lainnya. Santri yang beradab dan melek teknologi saja belum cukup, santri juga harus menjadi ujung tombak dalam literasi, karena dengan literasi yang baik kita bisa menentukan apakah informasi yang tersebar tersebut valid atau hoax, serta kita harus bisa memilah dengan baik dalam menyebarkan informasi ataupun edukasi. Jangan sampai kita menyesatkat umat manusia. Santri juga diharapkan untuk bisa memerangi paham barat yang dapat menghancurkan bangsa dan memecah belah kesatuan bangsa. Oleh karena itu di era millennial ini santri harus mengimbangi antara ilmu agama islam dan juga ilmu pengetahuan umum untuk bersaing di era saat ini. Peran santri dalam menghadapi tantangan ini yaitu santri bisa melakukannya dengan berbagai cara, yaitu santri bisa tetap terus berdakwah menanamkan nilai islam yang moderat dan dapat membuat perubahan serta inovasi untuk kemaslahatan umat. Kemudian santri juga dapat berkonstribusi dalam perdamaian dunia santri itu harus kuat ilmu dan kuat fisik, dan santri juga harus bisa menjadi perekat pemersatu bangsa, karena dengan bersatu maka bangsa kita akan maju bersama. Persatuan dan kerukunan tidak hanya dalam hubungan antar umat islam melainkan juga antar umat agama era millenial ini juga tidak luput dengan adanya santri yang melakukan perilaku menyimpang. Walaupun dalam keseharian sebagai seorang santri pasti dididik dengan akhlak dan norma yang baik tetapi tidak sedikit santri yang melakukan perilaku menyimpang. Menurut pengalaman saya sendiri contoh perilaku menyimpang yang sering terjadi di area pesantren yaitu melanggarnya peraturan seperti tidak mengikuti sholat berjamaah, berduaan dengan lawan jenis, bahkan ada juga yang mencuri barang milik santri lain. Untuk mengatasi hal tersebut ada upaya-upaya yang harus dliakukan seperti menegurnya, dan memberinya sanksi sesuai apa yg diperbuat, bahkan ada yang sampai di sidang karena tidak mau mengakui kesalahannya. Dengan begitu diharapkan santri tidak akan melakukan perilaku yang menyimpang lagi. Di era saat ini juga banyak para pemuda islam bahkan ada juga santri yang suka berjoget-joget di media sosial. Hal itu merupakan hal yang tidak baik karena sebagai umat islam seharusnya kita dapat menggunakan media sosial dengan baik misalnya untuk sharing-sharing tentang ilmu pengetahuan, bukan malah joget-joget mengumbar aurat, karena jika kita mengumbar aurat itu termasuk perbuatan yang tentang santri, menurut pengalaman saya para santri dalam memperingati hari santri biasanya dengan mengadakan lomba-lomba, Seperti lomba pidato, Qiro'ah, menulis karya ilmiah, membaca kitab, dll. Dengan adanya lomba-lomba tersebut para santri bisa menuangkan bakatnya. Dengan melalui salah satu lomba tersebut yaitu pidato kita juga bisa menyampaikan kepada semua orang bahwa kita sebagai santri harus tetap berakhlakul karimah dan jangan pernah berani sama orang tua ataupun kyai walaupun kita sedang berada pada era milenial saat ini. Seperti yang pernah saya pelajari di pesantren sudah dijelaskan bahwasannya kita harus menghormati atau mentaati guru kita agar ilmu yang diberikan itu berkah dan bermanfaat bagi kita, hidup bahagia dan tidak pernah merasa putus seorang santri itu hebat, karena menjadi seorang santri pastinya memiiki jiwa kesederhanaan, kemandirian dan juga persaudaraan atau kekeluargaan yang kuat. Kesederhanaan disini bukanlah kemiskinan tetapi di dalam kesederhanaan tersebut tersimpan hati yang lembut, ketabahan dan juga dapat menghadapi tantangan dalam perjuangan hidup yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Sedangkan dengan kemandirian maka seorang santri tidak akan pernah manja kepada orang tuanya, mereka akan melakukan pekerjaan atau kegiatan sehari-harinya sendiri. Kemudian yang di maksud persaudaraan atau kekeluargaan yang kuat yaitu seperti seorang santri yang tinggal di pesantren pastinya memiliki banyak teman, nah disitulah mereka akan mempererat persaudaraan serta kekeluargan sesama. Mereka susah senang selalu bersama, jadi jika ada masalah maka akan terasa lebih ringan karena dihadapi secara bersama-sama. Sikap ini tidak hanya dapat diterapkan di pesantren tetapi juga bisa diterapkan di kehidupan bermasyarakat. Dapat disimpulkan cara agar santri menjadi terdepan dalam segala hal yaitu dengan cara menerapkan ilmu yang telah di dapatkannya, yaitu selalu berakhlaq baik, menjaga kesopanan, tetap berdakwah menyiarkan agama ataupun ilmu pegetahuan umum kepada masyarakat, ikut berpartisipasi dalam perdamaian dan persatuan bangsa, dan tetap hadapi masalah yang ada dengan berpikir kritis dan bijak sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik, dan ingat jangan pernah takut dengan resiko yang terjadi seperti halnya resolusi jihad fii sabilillah yang dilakukan santri Santrii!!! Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Perasaanwas-was adalah bentuk gangguan syetan kepada hati seorang hamba dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT hingga hamba itu meninggalkannya. Perasaan was-was ini akan terus muncul jika tidak ada suatu pertentangan dari diri hamba tersebut.

Guru merupakan salah satu orang yang sangat berjasa dalam kehidupan setiap manusia. Dialah yang telah mengajari murid-muridnya tentang berbagai hal yang belum diketahui. Ia seolah cahaya di tengah gelapnya kebodohan. Karena itu sangatlah layak bagi siapapun untuk menghormati dan menjaga adab terhadap itu, para ulama menetapkan beberapa adab yang harus dilakukan santri atau murid terhadap gurunya. Hal ini dilakukan agar santri mendapatkan keberkahan ilmu dari gurunya tersebut. Karena itu, di artikel ini kami akan mengulas mengenai adab santri terhadap Setiap Saran dan NasihatnyaTidak Melupakan JasanyaSabar Atas Kealfaan dan KekurangannyaMemperhatikan Etika Ketika Duduk di Depan GuruMenyimak Penjelasan Guru Saat di Majelis IlmuMentaati Setiap Saran dan NasihatnyaSudah selayaknya seorang santri mentaati setiap saran, nasihat, dan arahan gurunya. Selama saran tersebut tidak melenceng dari aturan Allah, maka tidak ada alasan bagi seorang santri untuk tidak mentaatinya. Bahkan, hendaknya hubungan antara guru dan muridnya itu ibarat pasien dengan dokter spesialis. Sehingga ia menerima dan memakan resep sesuai dengan dosis yang itu seorang santri juga harus berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan ridha guru terhadap apa yang ia lakukan di kemudian hari. Tak lupa, santri juga seyogyanya bersungguh sungguh dalam memberikan penghormatan kepadanya dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara hendaknya seorang santri juga memahami bahwa merendahkan diri di hadapan gurunya merupakan kemuliaan, kertundukannya kepada guru merupakan kebanggaan, dan tawadlu dihadapannya merupakan wasilah terangkatnya derajat di akhirat hal ini Syekh Ibnu Hajar al-Haitami berkataيتعين عليه الاستمساك بهديه والدخول تحت جميع أوامره ونواهيه ورسومه حتى يصير كالميِّت بين يدي الغاسل ، يقلبه كيف شاء“Seharusnya murid berpegangan kepada petunjuk gurunya, tunduk patuh atas segala perintah, larangan dan garis-garisnya, sehingga seperti mayit di hadapan orang yang memandikan, ia berhak dibolak-balik sesuka hati.” Syekh Ibnu hajar al-Haitami, al-Fatawi al-Haditsiyyah, juz 1, hal. 56Tidak Melupakan JasanyaSeorang santri juga hendaknya tidak melupakan setiap jasa gurunya. Hatta walau guru tersebut hanya mengajarkan alif ba ta, maka sangat tidak layak untuk melupakan jasanya. Ingatlah terus wajahnya dan doakan ia dalam setiap lantunan doa harian, baik guru tersebut sudah wafat atau masih lupa pula untuk bersilaturahmilah kepadanya jika memiliki waktu luang, karena yang demikian itu akan menambah keberkahan. Atau jika beliau sudah wafat, ziarahilah makam dan hadiahkan al fatihah kepadanya. Sebab hal itu akan membuatnya bahagia di alam itu, seorang santri hendaknya berupaya menjaga kebiasaan baik yang telah dilakukan oleh gurunya, baik itu dalam masalah agama atau dalam masalah keilmuan. Juga tak lupa mencontoh ahlak baiknya sebagaimana yang telah dilakukan olehnya. Tak lupa, hendaknya santri juga selalu setia, tunduk dan patuh kepadanya dalam keadaan apapun dan dimanapun ia Atas Kealfaan dan KekurangannyaTidak ada manusia yang lepas dari kelalaian dan kesalahan selain Baginda Muhammad SAW. Karena itu tentu guru juga kadang melakukan kesalahan. Baik itu sengaja maupun tidak. Terkadang tentu guru bersikap tidak bijaksana, marah, dan hal lainnya yang membuat kita jengkel kepadanya. Jika berada dalam posisi seperti ini, hendaknya seorang santri bersabar atas sikap gurunya jika sang guru tersebut melakukan dosa dihadapannya, wajib atas seorang murid tidak menyebarkan kesalahan gurunya, apalagi jika sampai menjadikan bahan gosipan dan gunjingan dengan santri lainnya. Justru sebaiknya seorang murid memberi tau dan mengkoreksi gurunya secara langsung dengan bertatap muka dengannya. Tentu dengan cara yang ahsan dan tidak terkesan jika seorang guru marah dan berbuat kasar kepada Anda selaku santri, maka yang perlu dilakukan adalah meminta maaf kepada guru jika barangkali Anda melakukan kesalahan. Tak hanya itu, tampakkanlah rasa penyesalan diri dan tetap berupaya mencari ridhonya. Karena hal itu akan lebih mendekatkan seorang santri kepada kasih sayang Etika Ketika Duduk di Depan GuruTermasuk adab seorang santri kepada gurunya adalah dengan memperhatikan tata cara dan etika ketika duduk dihadapan guru, baik saat dalam majelis maupun saat duduk langsung dengannya secara empat mata. Diantara cara duduk yang dianjurkan adalah duduk berlutut di atas kedua lutut atau seperti duduk tasyahud, atau duduk bersila, dengan rendah diri, tenang dan khusyu’.Selain itu santri tidak boleh menengok kanan kiri tanpa ada alasan yang jelas. Kemudian santri juga menghadap gurunya dengan seluruh bagian tubuhnya, mendengar setiap ucapannya seksama, memandang wajahnya, mencermati arah pembicaraannya, sehingga guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasannya disebabkan ketidakpahaman ketinggalan, sebisa mungkin seorang santri tidak berdehem saat sedang berhadapan dengan guru. Apabila terpaksa bersin, hendaknya mengecilkan volume bersin sebisa mungkin serta menutupi wajah dengan tangan, sapu tangan, atau tisu. Jika menguap dihadapannya, jangan sampai membuka mulut sehingga gigi Anda terlihat oleh sang Penjelasan Guru Saat di Majelis IlmuSaat guru sedang memberikan materi, baik itu di masjid ataupun di kelas, menjadi kewajiban seorang murid menyimak secara seksama penjelasan gurunya, meskipun materi tersebut sudah diketahui sebelumnya oleh murid. Simaklah seluruh penjelasan guru dengan penuh antusias. Bukan malah abai dan bersikap acuh tak acuh terhadap materi yang sedang hal ini, Syaikh Az Zarnuji dalam kitab ta’lim muta’allim menulis وينبغى لطالب العلم أن يستمع العلم والحكمة بالتعظيم والحرمة، وإن سمع مسألة واحدة أو حكمة واحدة ألف مرة. وقيل من لم يكن تعظيمه بعد ألف مرة كتعظيمه فى أول مرة فليس بأهل العلم“Seyogyanga bagi pencari ilmu mendengarkan ilmu dan kalam hikmah dengan menaggungkan dan memuliakan, meski ia telah mendengar satu permasalahan sebanyak seribu kali. Diucapkan, orang yang mengagungkannya setelah yang ke seribu kali tidak seperti saat ia baru pertama mendengar, maka bukan ahli ilmu.”Semoga Allah Swt. menjaga dan melimpahkan guru-guru kita dengan rahmat dan taufiq-Nya. Wallaahu a’lam…Baca jugaKitab Talim Mutaallim Pengertian, Isi, dan Pengarangnya

.
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/384
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/132
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/356
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/254
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/356
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/134
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/72
  • ygt7gr0kp4.pages.dev/268
  • cara mendapatkan hati seorang santri